Hadapi Pandemi COVID-19, KBRI Prancis Bantu WNI

Published by Humas PPI Prancis on

Dunia sedang menghadapi sebuah ujian. Setiap individu dituntut untuk mengambil peran dalam melawan sebuah wabah yang tidak diprediksi sebelumnya. Rasa khawatir dan takut pun mulai merambat nadi para pelajar Indonesia di Prancis. Selain memikirkan situasi diri sendiri, mereka juga harus berpikir tentang keadaan keluarga. Di tengah situasi pandemi ini, KBRI Prancis mengambil langkah untuk menunjukkan kepeduliannya kepada WNI terutama pelajar yang berada di negara ‘hexagon’ ini. Tertanggal 1 April 2020, pihak KBRI dan KJRI (melingkup wilayah Marseille dan sekitar) mulai memberikan bantuan logistik kepada WNI di sekujur negara Prancis. Bantuan ini terdiri atas barang pokok seperti beras dan mie instan serta barang-barang sanitasi selama confinement (pembatasan aktivitas) diterapkan seperti hand sanitizer, sarung tangan, serta masker.

“Menurut saya yang paling penting (kebutuhan selama lockdown) adalah alat sanitasi seperti masker, sarung tangan, dan hand sanitizer; selain itu kebutuhan pokok, tapi biasanya (kebutuhan pokok) di toko tersedia.” Ujar Aditia Gunawan, mahasiswa dari PPI Paris yang sedang menempuh S3 di École Pratique des Hautes Etude (EPHE), PSL, di bidang Sejarah, Teks dan Dokumen.

Aditia Gunawan dan keluarga (PPI Paris)

Ia pun mengucapkan terima kasih dan merasa sangat terbantu atas perhatian KBRI sebab selama masa confinement ini ia kesulitan mendapatkan masker dan hand sanitizer sehingga sang istri harus menjahit masker untuk keluarga.

Carissa Oktadina (PPI Rennes)

Carissa Oktadina, mahasiswi S2 jurusan komunikasi digital di universitas Rennes 2, juga berbagi sepakat dengan Aditia, “Menurut aku, kita (juga) butuh vitamin C bagi yang terbiasa minum vitamin buat daya tahan tubuh, atau buah-buahan yang mengandung vitamin C. Bakalan berguna banget untuk yang masih harus kerja di luar rumah. Terus untuk makanan, makanan-makanan kaleng sih. Pertama bisa irit, sebagai pelajar, praktis, dan awet biar tidak perlu keluar rumah terlalu sering,” imbuh Carissa.

Pentingnya bahan pokok berupa makanan kaleng juga digarisbawahi oleh Erza Fadhillah, pelajar BTS Lycée Agricole François Petrarque Avignon. Ia menambahkan agar KBRI lebih bisa menyebarkan update berita yang tengah terjadi di Prancis kepada para pelajar dan seluruh WNI yang berada di Prancis, alih-alih menggali informasi secara mandiri.

Erza Fadhillah (PPI Montpellier)

Makasih buat pangannya, buat ide (kritik dan pesan) palingan lebih up to date soal berita di Prancis dan ada rangkuman, perhatian ke yang lain, soalnya banyak yang hidupnya gadibiayain orang tua, jadi benar-benar bergantung sama kerja part time,” ungkap pelajar yang sedang menempuh studinya di kota Montpellier tersebut.

Irsyad Muhammad, pelajar Indonesia yang merantau ke Grenoble untuk mengambil jenjang S1 jurusan teknik sipil, tak kalah mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap bantuan logistik yang ia dapat.

Irsyad Muhammad (PPI Grenoble)

“Senang banget, kayak dapat harta!” ungkapnya dengan antusias ketika diminta tanggapan mengenai bantuan logistik dari KBRI. Sama dengan yang lain, Irsyad juga menyatakan bahwa hand sanitizer, masker, dan sarung tangan sudah dianggap barang langka sejak diterapkan confinement pada tanggal 17 Maret 2020 maka Irsyad merasa sangat bersyukur dan terbantu atas sumbangan ini. Ia juga bercerita bahwa bantuan ini diluar dugaannya karena ia sudah berencana untuk bertahan selama confinement secara mandiri.

Reyhan Hasya Griseldis (PPI Paris)

Reyhan Hasya Griseldis dari PPI Paris yang tengah menempuh pendidikan lanjut DUT di Insititut Universitaire de Technologie de l’Oise juga berbagi perasaan yang sama sebagaimana ia tidak mengira akan mendapatkan bantuan dari KBRI.

“(Bantuan logistik) sangat memenuhi harapan bahkan ga nyangka bakalan dapat, apalagi ada sarung tangan, hand sanitizer dan masker (karena) susah banget (didapat), kalaupun dapat harganya mahal banget, rasanya bersyukur banget dan ga nyangka banget kalau KBRI perhatian banget,” tutur gadis berjilbab tersebut.

Selain itu, pelajar yang akrab disapa “Hasya” juga berujar bahwa ia banyak teredukasi oleh info tentang COVID-19 yang disertakan bersama paket bantuan logistik dari KBRI. “Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama buat yang sudah terlibat dalam proses deliver bantuan, semua pihak yang sudah mengingatkan kita, selalu memberi info semoga semuanya selalu dilindungi dan diberi kesehatan,” pungkasnya.

Adapun pelajar Indonesia yang sedang meningkatkan kemampuan bahasa Prancisnya di sekolah bahasa Carré International – Maison des langues et de l’international di Caen, Faza Qinthara Wironegoro bercerita bahwa sangat sulit untuk mendapatkan hand sanitizer dan masker di kotanya.

Faza Qinthara Wironegoro (PPI Caen)

“Di kota aku, kita ga bisa banget nemuin masker, pas awal confi (confinement) yang dapet masker tu cuma dokter, jadi baru punya pas KBRI ngasih karena masker ga di jual bebas dan hand sanitizer udah sold out” ujarnya.

Yuni Arta Boru Tampubolon, au pair (domestic assistant dari negara asing yang bekerja dan tinggal dengan keluarga angkat) di Annecy berbagi opini tentang bantuan logistik ini.

Yuni Arta Boru Tampubolon (PPI Grenoble)

“Kita orang indo selalu belanja di tokcin (toko cina/asia), tapi gara-gara COVID banyak tokcin yang tutup karena tidak adanya pengiriman dari luar, (masker dan hand sanitizer) susah banget, beberapa kali ke supermarché (supermarket) ga dapat, jadi mau ga mau harus jahit (masker) sendiri, jadi pas dapat, senang banget, baru kali ini ngerasain dampak langsung dari pemerintah” katanya berbagi perasaan yang sama dengan pelajar yang lain.

Mewakili seluruh PPI Prancis, 7 pelajar Indonesia ini mengucapkan terima kasih atas bantuan logistik yang telah diberikan oleh KBRI dan KJRI karena, dalam situasi yang sulit ini, sumbangan sederhana berupa masker, hand sanitizer, beras, dan barang pokok lainnya sangat membantu, bahkan mampu membangkitkan kembali semangat dan harapan yang sempat tertutupi oleh kegelisahan. Tanpa disadari, bantuan ini merupakan uluran tangan tak terduga yang memang kita butuhkan. (QISSY / PENSOSBUD PPI PRANCIS)


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *